Kamis, 27 September 2012

Foto Pinggir Sungai Serayu



Gambar 1. Sungai Serayu

Rumput-rumputan
Batu Kali

Sungai Serayu


Bangku

Gubuk


Daun Pisang

Pohon Bagus

Pohon Depa Rumah

Jagung Bakar

Rumput Teki

Tunas Muda

Tanaman Layu

Makalah Nyamuk Culex Vektor sebagai vektor penyakit Japanese Encephalitis



NYAMUK CULEX TRITAENIORHYNCHUS SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT JAPANESE ENCEPHALITIS
Gambar 1. Nyamuk Encephalitis

A.   Latar Belakang
Dewasa ini banyak penyakit menular yang telah mampu diatasi bahkan ada yang telah dapat dibasmi berkat kemajuan teknologi dalam mengatasi masalah lingkungan biologis yang eret hubungannya dengan penyakit menular. Akan tetapi masalah penyakit menular masih tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk Negara sedang berkembang. Salah satunya adalah masalah penyakit menular yang penularannya melalui vector nyamuk (Noor, 2006).
Kejadian penyakit yang penularannya dibawa oleh vector nyamuk tersebut, disebabkan oleh tingginya kepadatan vektor nyamuk khususnya di Indonesia, indeks premis/HI diperkirakan 20% atau 5% di atas nilai ambang risiko penularan. Tetapi hasil penelitian di berbagai daerah menunjukkan angka yang lebih tinggi (Nasrin, 2008).
Selain malaria atau Aedes Aegepty ternyata ada jenis nyamuk yang lebih mematikan yaitu nyamuk Culex tritaeniorhynchus. Hanya dengan gigitan nyamuk culex ini dapat menyebabkan si korban mengalami peradangan otak atau lebih dikenal dengan istilah Japanese Encephalitis (JE).
Virus JE berkembang biak dalam tubuh manusia bila nyamuk culex betina menghisap darah manusia yang terinfeksi virus JE makanya tubuhnya penuh dengan virus JE. Selang 14 hari nyamuk yang senang hidup di tempat kotor dan berkemampuan terbang 2 km ini berupaya menyebarkan virus JE kepada manusia lainya. Hanya kepada manusia virus JE berkembang dan menjadi virus yang mematikan. Jadi untuk mengetahui lebih banyak tentang bahaya dan cara mengobati penyakit ini, kami mengambil topik penyakit Japanese Encephalitis dalam pembuatan makalah prak klinik entomologi.
B.   ISI
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serangga, dikhususkan kepada serangga yang merupakan vektor penyakit tertentu. Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan. Salah satu serangga yang merupakan vektor penyakit adalah nyamuk.
Gambar 2. Nyamuk Encephalitis
Nyamuk tergolong dalam order Diptera dan famili Culicidae karena merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap. Nyamuk memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, memiliki kaki panjang dan. nyamuk memiliki proboscis yang panjang dan sisik pada bagian tepi dan vena sayapnya Tubuh nyamuk terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut. Nyamuk jantan berukuran lebih kecil daripada nyamuk betina.
Nyamuk memiliki sepasang antena berbentuk filiform berbentuk panjang dan langsing serta terdiri atas 15 segmen. Selain itu nyamuk juga memiliki probisis pada ujung mulutnya yang digunakan untuk menembus kulit mamalia sehingga daat menyedot darahnya.
Nyamuk termasuk serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (holometabola) karena mengalami empat tahap dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Tahapan yang dialami oleh nyamuk yaitu tahap telur, larva, pupa dan dewasa.
Banyak jenis nyamuk yang dapat meularkan penyakit sebagai contoh adalah nyamuk Culex Tritaeniorhynchus Nyamuk berwarna kuning keperakan ini dengan tutul putih di seluruh badannya pertama kali menyebarkan wabah virus JE di jepang tahun 1924, 55% penderita radang otak karena virus ini meninggal dunia. Lalu di Thailand, persentase kematian mencapai 35%. Di Cina, virus ini pernah menginfeksi 122.995 orang. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dikenal dengan flavivirus. Virus ini termasuk dalam famili Togaviridae.
Virus ini memiliki kesamaan dengan virus dengue sesudah tejadi gigitan oleh nyamuk, replikasi awal virus ejadi pada noda lokal dan regional getah bening (lympha). Virus ini dapat menginfeksi babi, anjing, kambing, domba dan manusia.
Vektor uama virus JE di Asia Tenggara adalah Culex trtaeniorhynchus, Cx. Gelidus, dan Cx. Vishnu. Nyamuk-nyamuk ini berkembangbiak di sawah, tempat-tempat genangan air, dan tempat mandi. Jenis-jenis Culicinae yang lain juga dapat menjadi vektor penyakit ini.
Penyakit JE ini mempunyai gejala awal: demam, sakit kepala, meracau, ngantuk, sawan, lumpuh dan tidak sadarkan diri. Dalam waktu 1-2 minggu virus bisa masuk ke dalam otak lewat darah, dan setelah sampai di pusat saraf virus hanya butuh 1-7 hari untuk berkembang biak hingga terjadinya peradangan pada otak (encephalitis) atau radang selaput otak (meningitis) yang serius.
Gejala awal pada anak-anak adalah kehilangan nafsu makan (anoreksia), mual, dan sakit perut. Sekitar 25-30 % kasus JE adalah fatal terutama anak-anak di bawah umur 10 tahun. Gejala lain yang dapat terjadi adalah demam, dingin, kelelahan, sakit kepala, dan muntah-muntah. Konfusi dan agitasi dapat terjadi pada tingkat awal. Penyakit ini dapat berembang menjadi infeksi serius pada otak dan dapat mematikan. Diantara pasien yang sembuh sekitar 30% mengalami kerusakan otak yang serius termasuk paralisis.
Saat ini ada tiga jenis vaksin JE, tetapi hanya yang berasal dari otak tikus dan vaksin inaktivasi yang didasarkan pada strain nagayama (beijing-1 strain) yang dijual dipasaran internasional. Adapun langkah lain yang dilakukana untuk mengendalikan infeksi ini adalah dengan engendalikan vektor nyamuk. Selain itu terdapat beberapa obat yang telah digunakan di beberapa negara:
1.     Penggunaan asam rosmarinic, dan arctigenin, telah terbukti efektif dalam model mouse Japanese ensefalitis, namun ada belum ada bukti klinis untuk mendukung penggunaannya.
2.     Kurkumin telah ditunjukkan untuk memberikan pelindung saraf terhadap infeksi JEV di dalam studi in vitro. Kurkumin mungkin bertindak dengan mengurangi tingkat seluler spesies oksigen reaktif, restorasi integritas membran selular, penurunan pro-molekul sinyal apoptosis, dan tingkat modulasi seluler yang terkait dengan stres protein.
3.     Minocycline pada tikus mengakibatkan penurunan ditandai dalam beberapa tingkatan tanda-tanda, titer virus, dan tingkat mediator pro-inflamasi dan juga mencegah kerusakan otak darah hambatan.
C.   SIMPULAN
  1. 1.    
    Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serangga, dikhususkan kepada serangga yang merupakan vektor penyakit tertentu
  1. 2.    
    Vektor adalah organisme hidup yang dapat menularkan agen penyakit dari suatu hewan ke hewan lain atau manusia. Organisme yang berperan sebagai vektor penyakit yaitu arthropoda,
  1. 3.    
    Virus Japanese Encephalitis adalah virus dari keluarga Flaviviridae Salah satu vektor yang paling penting dari penyakit ini adalah nyamuk Culex tritaeniorhynchus.
  1. 4.    
    Penyakit ini paling umum di Asia Tenggara dan Timur Jauh.

D.   DAFTAR PUSTAKA
Noor, Nasry. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, PT. Rineka Cipta: Jakarta.


Rabu, 12 September 2012

Crispy Chruncy Spinach

A.    JUDUL
Crispy Chruncy Spinach Kuliner Sehat Sebagai Peluang Agroindustri di Banjarnegara

B.     LATAR BELAKANG MASALAH
Bayam merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (elit). Di beberapa negara berkembang bayam dipromosikan sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat.
Manfaat lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan. Akar bayam merah dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentri. Bahkan sampai batas tertentu, bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam. Setiap 100 gram bayam terkandung 2,3 gram protein; 3,2 gram karbohidrat; 3 gram besi dan 81 gram kalsium. Bayam juga kaya akan berbagai macam vitamin dan mineral, yakni vitamin A, vitamin C, niasin, thiamin, fosfor, riboflavin, natrium, kalium dan magnesium.

Tabel 1. Kandungan Nilai Gizi Bayam
Kandungan
Manfaat
Vitamin A, Vitamin C, Vitamin K, Asam folat, 13 flavanoid, Kalium (kaya), Sodium (rendah), Magnesium, Seng, Tembaga, Fosfor, Niasin, Thiamin, Riboflavin dan Natrium
1.Menurunkan resiko kanker
2.Mencegah penyakit kardiovaskular (penyakit jantung)
3.Menurunkan tekanan darah tinggi
4.Mencegah diabetes
5.Mencegah Osteoporosis

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara, produksi bayam tahun 2010 mencapai 105 kwintal dari luas areal 63 hektar dengan rata – rata produksi bayam mencapai 1,67 kwintal/hektar. Hasil ini merupakan hasil yang rendah dari 14 komoditas sayuran yang dibudidayakan di Kabupaten Banjanegara.

Tidak mentup kemungkinan dari hasil yang rendah tersebut dapat dijadikan sebagai peluang untuk lebih mengoptimalkan baik dalam produksi bayam maupun diversifikasi produk olahan bayam. Dengan mengoptimalkan budidaya dan lebih banyak diversifikasi produk olahan bayam, diharapkan akan dapat meningkatkan produksi bayam di Kabupaten Banjarnegara. Selain itu, kebanyakan masyarakat hanya mengolah bayam tersebut sebagai masakan (sayur bayam), belum dilakukan diversifikasi produk. Untuk itulah bahan baku sayur bayam dipilih sebagai dasar atau tema utama pada proposal ini.


C.    PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dikaji dalam program ini adalah :
1.      Bagaimana merintis agroindustri bayam di Banjarnegara?
2.      Bagaimana mengoptimalkan nilai tambah bayam dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat Banjarnegara?

D.    TUJUAN
Tujuan program ini adalah :
1.      Membuka dan memanfaatkan peluang usaha agroindustri sayuran bayam yang menjanjikan di Banjarnegara.
2.      Merintis usaha baru berbahan dasar sayuran sebagai upaya diversifikasi produk dan peningkatan nilai tambah serta pandapatan bagi masyarakat Banjarnegara.

E.     LUARAN YANG DIHARAPKAN
            Crispy Chruncy Spinach  nantinya menjadi salah satu produk makanan ringan yang bergizi, sehat dan aman dikonsumsi. Serta dapat dijadikan sebuah produk makanan ringan khas Banjarnegara.
Luaran yang diharapkan dari program kewirausahaan ini :
1.      Laporan berupa studi kelayakan usaha dan ekonomi dari usaha Crispy Chruncy Spinach.
2.      Menghasilkan Produk Makanan ringan berbentuk kripik bayam beraneka rasa yang sehat, renyah, gurih, nikmat dan bergizi.
F.     KEGUNAAN
            Kegiatan wirausaha produksi Crispy Chruncy Spinach diharapkan dapat menjadi rintisan usaha agroindustri baru bagi masyarakat Banjarnegara sebagai upaya diversifikasi produk olahan sayuran bayam. Kegunaan lainnya adalah untuk menumbuhkan jiwa wirausaha pada bidang agroindustri bayam bagi pemuda/masyarakat Banjarnegara.